Konsep Dasar SIG (Sistem Informasi Geografi), Lengkap!
Mungkin istilah SIG masih terasa asing bagimu. Tetapi, mungkin tanpa kalian sadari telah menerapkan konsep dasar SIG dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kalian telah menikmati produk-produk teknologi informasi tersebut. Pada saat menggambarkan peta maupun membuat suatu peta tematik, secara tidak langsung telah menerapkan sebagian dari konsep dan tahap dalam SIG secara sederhana.
Lalu bagaimana sebenarnya konsep dasar dan tahapan kerja dalam SIG? Mari kita pelajari dengan teliti dan sungguh-sungguh agar kalian paham tentang sistem kerja SIG yang benar.
(a). Subsistem masukan (input subsystem), yaitu pengumpulan data objek material geografi yang mendukung dan dapat dimasukkan dalam topik geografi yang akan diinformasikan. Data tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk peta, bagan, grafik, atau tabel. Input data SIG diperoleh dari peta, tabel, foto udara, citra satelit, dan hasil survei lapangan.
(b). Subsistem pengolahan dan penyimpanan data (processing and storage subsystem), yaitu penyimpanan data yang memungkinkan untuk dipanggil kembali secara tepat dan akurat. Adapun data yang diolah atau dikelola ada dua macam, yaitu,
1). Data keruangan atau data grafis atau data spasial,
2). Data deskriptif atau data atribut.
Pengumpulan data dan pengolahan data geografis dilakukan dengan dua cara yaitu
1). Pengindraan jauh berupa foto udara, citra radar, dan citra satelit.
2). Data teristis (pengukuran langsung di medan atau lapangan) yang tidak dapat dipantau dari jauh, misalnya, kepadatan penduduk dan batas wilayah administrasi.
(c). Subsistem penyajian (output subsystem), yaitu penyajian semua data atau sebagian data dalam bentuk tabel, peta file elektronik (digital), dan grafik.
Dari ketiga subsistem tersebut, pengelolaan data geografi merupakan pengelolaan data yang didasarkan pada kerja komputer. Proses komputerisasi data (input) harus berupa angka atribut (numerik). Oleh karena itu jenis data harus diubah menjadi data digital atau atribut dengan menggunakan komputer sesuai dengan prinsip SIG.
Contoh:
1). Data pengindraan jauh berupa foto udara dikonversi dalam bentuk digital.
2). Data satelit dalam bentuk digital secara langsung dapat digunakan.
Untuk mengubah data peta menjadi data SIG digital, dapat dilakukan dengan melalui dua proses, yaitu melalui proses digitasi garis atau grid raster (kotak-kotak) dan melalui scanning (penyapuan) dengan menggunakan alat yang disebut scanner.
Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada, maka subsistem SIG dapat digambarkan sebagai berikut.
Lalu bagaimana sebenarnya konsep dasar dan tahapan kerja dalam SIG? Mari kita pelajari dengan teliti dan sungguh-sungguh agar kalian paham tentang sistem kerja SIG yang benar.
1. Pengertian SIG
Definisi SIG adalah suatu sistem yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan menyajikan data atau informasi yang berkaitan dengan geografi. Data tersebut memuat data atau fakta permukaan bumi secara lengkap, misalnya keadaan geologi, topografi, jenis tanah, hidrologi, iklim, dan budaya. Wujud data tersebut disajikan dalam bentuk peta sehingga sistem informasi geografi tidak terlepas dari peta sebagai basis data.
Menurut beberapa pakar, ada beberapa pengertian SIG.
- SIG adalah sistem yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, dan data manusia organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Chrisman:97).
- SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasi dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi (Demers:97).
- SIG adalah teknologi informasi yang dapat menganalisis, menyimpan, dan menampilkan baik data spasial maupun nonspasial (Guo:20).
- SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Rice:20).
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis.
Dengan SIG, seluruh data yang ada pada suatu wilayah dapat disimpan, dimanipulasi, dan dianalisis melalui komputer. Teknologi komputer mampu menangani berbagai informasi secara cepat dan akurat sehingga SIG yang berbasis teknologi komputer menjadi pilihan bagi banyak pengguna pada saat ini.
2. Pengelolaan SIG
Cara pengelolaan SIG sebagai suatu sistem pada prinsipnya terdiri atas tiga subsistem.
(a). Subsistem masukan (input subsystem), yaitu pengumpulan data objek material geografi yang mendukung dan dapat dimasukkan dalam topik geografi yang akan diinformasikan. Data tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk peta, bagan, grafik, atau tabel. Input data SIG diperoleh dari peta, tabel, foto udara, citra satelit, dan hasil survei lapangan.
(b). Subsistem pengolahan dan penyimpanan data (processing and storage subsystem), yaitu penyimpanan data yang memungkinkan untuk dipanggil kembali secara tepat dan akurat. Adapun data yang diolah atau dikelola ada dua macam, yaitu,
1). Data keruangan atau data grafis atau data spasial,
2). Data deskriptif atau data atribut.
Pengumpulan data dan pengolahan data geografis dilakukan dengan dua cara yaitu
1). Pengindraan jauh berupa foto udara, citra radar, dan citra satelit.
2). Data teristis (pengukuran langsung di medan atau lapangan) yang tidak dapat dipantau dari jauh, misalnya, kepadatan penduduk dan batas wilayah administrasi.
(c). Subsistem penyajian (output subsystem), yaitu penyajian semua data atau sebagian data dalam bentuk tabel, peta file elektronik (digital), dan grafik.
Dari ketiga subsistem tersebut, pengelolaan data geografi merupakan pengelolaan data yang didasarkan pada kerja komputer. Proses komputerisasi data (input) harus berupa angka atribut (numerik). Oleh karena itu jenis data harus diubah menjadi data digital atau atribut dengan menggunakan komputer sesuai dengan prinsip SIG.
Contoh:
1). Data pengindraan jauh berupa foto udara dikonversi dalam bentuk digital.
2). Data satelit dalam bentuk digital secara langsung dapat digunakan.
Untuk mengubah data peta menjadi data SIG digital, dapat dilakukan dengan melalui dua proses, yaitu melalui proses digitasi garis atau grid raster (kotak-kotak) dan melalui scanning (penyapuan) dengan menggunakan alat yang disebut scanner.
Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada, maka subsistem SIG dapat digambarkan sebagai berikut.
3. Tahap Kerja SIG
Tahapan dalam SIG mencakup tiga hal, yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output).
Seluruh informasi atau data SIG pada suatu wilayah dapat disimpan, dimanipulasi, dan dianalisis secara serentak melalui komputer. Selain dengan proses komputerisasi, cara manual juga dapat dilakukan, tetapi memakan waktu lebih lama.
Tahap kerja SIG dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Masukan (input)
Dalam kerja SIG, mula-mula dibutuhkan data awal atau data base, yaitu data yang dikumpukan selama survei dimasukkan dalam komputer, atau peta-peta yang telah ada dilarik secara optis dan dimasukkan ke dalam komputer. Secara garis besar, data dibedakan menjadi dua, yaitu data atribut dan data spasial.
- Data Atribut
Data atribut adalah data yang ada pada keruangan atau lokasi. Atribut menjelaskan suatu informasi. - Data Spasial atau Data Keruangan
Data spasial adalah data yang menunjukkan ruang, lokasi atau tempat di permukaan bumi. Data spasial disajikan dalam dua bentuk atau model, yang pertama yaitu bentuk raster disajikan dalam bentuk bujur sangkar atau sistem grid, yang kedua bentuk vektor disajikan dalam bentuk sistem koordinat.
Dapat dijelaskan bahwa titik awal dan titik akhir poligon memiliki nilai koordinat yang sama atau poligon tertutup sempurna. Gambar tersebut merupakan gambar sistem koordinat raster terletak di sudut kiri atas. Nilai x akan meningkat ke kanan dan nilai y akan membesar ke bawah.
Dengan sistem koordinat seperti gambar di atas, semua kenampakan di muka bumi dapat dijelaskan. Semakin pendek jarak antartik pada sumbuh x, dan sumbu y, maka gambar yang berbentuk akan mendekati kenyataan sebenarnya.
b. Proses
Proses dalam SIG dapat berfungsi untuk memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data yang tersimpan dalam komputer. Jenis analisis data sebagai berikut: analisis lebar, analisis penjumlahan aritmatika, dan analisis garis bidang.
c. Keluaran (output)
Data yang sudah dianalisis oleh SIG akan memberikan informasi pada pengguna data sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Keluaran SIG dapat berupa peta cetakan (hard copy), rekaman (soft copy), dan tayangan (display).
Dengan SIG, setiap orang dapat membuat peta dan kemudian mengubah atau memodifikasinya dengan cepat kapan saja. Di samping itu, pengguna SIG juga dapat memproses ulang pembuatan peta dengan tingkat ketelitian tinggi kapan saja sebagai contoh dalam pembuatan peta Amerika Selatan berdasarkan berbagai informasi atau tema yang tersedia.
4. Komponen SIG
Dalam kerja SIG, diperlukan komponen-komponen SIG yang merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan.
Berikut ini adalah komponen-komponen SIG:
- Perangkat keras (hardware), berupa suatu unit komputer terdiri atas CPU, VDU, disk drive, tape drive, digitzer, printer, dan plotter.
- Perangkat lunak (software), berupa modul-modul program misal Arc/info, Arc View, Map Info, R2V, dan sebagainya.
- Data dan informasi geografi, berupa data spasial (peta) foto udara, citra satelit dan data atribut seperti data penduduk, data industri, dan pertambangan.
- Manajemen berupa sumber daya manusia yang mempunyai keahlian mengolah SIG.
Dari uraian diatas secara keseluruhan, maka SIG tidak hanya diterapkan dalam bidang sumber daya alam, tetapi sekarang berkembang pada bidang perencanaan pembangunan.
Berkembangnya SIG yang menggunakan batuan teknologi komputer yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak dapat dimanfaatkan untuk membantu pemecahan masalah yang muncul dalam penanganan berbagai data.
5. Informasi Lewat Jaringan
Jika perlu, pada tahap berikutnya adalah mengaitkan basis data dengan jaringan (network) melalui internet agar dapat diakses oleh orang lain. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua informasi dapat diakses dengan mudah. Hal ini ada kaitannya dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam membuat SIG, sehingga informasi tersebut kadang-kadang harus dibeli atau dengan kompensasi lainnya.
Agar tampilan peta SIG yang kita buat berdasarkan tahapan di atas lebih menarik dan informatif, maka perlu ditamplikan dalam bentuk tiga dimensi.
Contohnya, untuk menganalisis daerah rawan longsor, maka tampilan peta tiga dimensi sangata dibutuhkan agar dapat dilihat bentuk morfologi suatu wilayah lebih jelas.
Memang, apabila kita kaji dari beberapa pengertian sebelumnya tentang SIG selalu identik dengan penggunaan komputer. Bagi kalian yang tidak memiliki fasilitas tersebut di sekolahnya, tidak perlu khawatir. Karena yang terpenting dari SIG adalah cara kerjanya yang meliputi pemasukan data, pengambilan dan penyimpanan data, analisis dan manipulasi data, dan pelaporan.
SIG berkepentingan dengan data ruang waktu dan sering tapi tidak selalu perlu, menggunakan komputer. Penggunaan komputer hanya untuk mempercepat analisis dan menyimpan data dalam jumlah banyak.
Secara sederhana dapat kamu lakukan melalui pengoperasian SIG secara konvensional. Karena pada dasarnya, SIG berawal dari pemetaan secara konvensional.
SIG yang dibuat secara konvensional berpegang pada teknik kartografis atau teknik pemetaan pada umumnya. Penyajian data spasial dilakukan dengan menggambar peta pada selembar kertas atau bidang datar dengan menggunakan peralatan kartografis, seperti rapido, lettering set, pensil, kertas kalkir, dan alat gambar lainnya. Lebih sederhana lagi apabila anda menggunakan plastik transparan sebagai bidang datarnya dan spidol berwarna.
Berikut langkah-langkah kegiatan SIG secara konvensional yang dapat kalian lakukan.
a. Langkah Persiapan
Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan jenis peta yang akan dibuat. Peta yang telah ditentukan akan berhubungan dengan pencarian data yang diperlukan, peta tematik yang harus dikumpulkan, dan cara analisis yang akan dilakukan. Data-data yang diperlukan, dapat diperoleh dari berbagai instansi yang menyediakan data seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Pertahanan Nasional (BPN), Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Tata Kota, dan lainnya. Selain itu pengumpulan data juga dapat dilakukan melalui survey ke lapangan dan pilot pada peta yang kalian miliki.
b. Langkah Pembuatan Peta
Apabila semua jenis data dan beberapa peta kamu butuhkan sudah terkumpul, selanjutnya siap untuk membuat peta. Langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
- Sediakan alat gambar (plastik transparan, spidol berwarna untuk plastik transparan, minyak tanah, untuk menghapus apabila terdapat kesalahan dalam menggoreskan spidol, dan meja gambar).
- Siapkan peta, tentunya peta yang akan digunakan dan dibuat harus disamakan skalanya. Dengan demikian, peta yang telah dibuat dapat ditumpangsusunkan (overlay). Kemudian tempatkan peta diatas meja gambar!
- Ambil plastik transparan dan tempatkan di atas peta tadi. Agar kedudukan plastik tidak berubah (bergeser), maka gunakanlah selotipe atau doubletip untuk menempelkannya.
- Gunakan spidol transparan untuk mulai menggambar ulang (menjiplak) pada plastik.Warnailah objek yang digambar sesuai dengan peta yang dijiplak, seperti warna merah untuk jalan, warna hitam untuk batas administrasi, warna biru untuk wilayah perairan, dan warna hijau untuk batas vegetasi.
- Buatlah garis tepi pada plastik transparan untuk menandai batas wilayah yang digambar.
- Ulangi langkah tersebut untuk membuat peta tematik lain yang kamu perlukan.
c. Langkah Analisis
Jika peta gabungan telah selesai dibuat, maka tahap berikutnya ialah menganalisisnya. Pada tahap ini, peta-peta tematik yang telah kamu buat ditumpangsusunkan di atas meja gambar. Bagian paling atas ialah plastik transparan untuk menggambar ulang semua peta yang ditumpangsusunkan tadi. Penggabungan peta dapat dilakukan secara langsung.
Jika menemui kesulitan, bisa menggantikannya dengan menggunakan kertas kalkir yang seukuran dengan plastik tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peta gabungan tadi lebih rapi.
Gunakan rapido berbagai ukuran dan lettering set untuk menggambarkan dan menulis keterangan peta pada kertas kalkir tadi. Gambar ulang semua objek yang ada pada peta komposit dan buatlah legenda peta beserta atributnya.
Nah itulah pembahasan mengenai Konsep Dasar SIG (Sistem Informasi Geografi), semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi semua orang dan dapat membatu teman-teman untuk belajar.
Sumber https://materiku86.blogspot.com/
0 Response to "Konsep Dasar SIG (Sistem Informasi Geografi), Lengkap!"
Post a Comment